honda writing competition

Sepeda Motor yang Makin Semrawut

Sebenarnya saya bukan penggemar berat sepeda motor. Memang, menggunakan sepeda motor itu cepat dan irit bensin namun kurang aman dan kurang nyaman. Orang tua saya memang mendidik saya untuk menghindari penggunaan sepeda motor karena kurang amannya berkendaraan dengan sepeda motor selain itu kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan juga membuat saya tidak nyaman memakai sepeda motor. Industri motor di Indonesia memang sukses dan cukup besar namun banyak dampak negatif yang timbul. 


Pertama, tentunya kemacetan lalu lintas. Semakin tahun semakin banyak pengguna sepeda motor yang ‘berterbangan’ di jalan. Hal ini membuat banyak pihak yang dirugikan mulai dari keterlambatan pegawai kantor, anak sekolah dan mahasiswa juga kecenderungan penyebab kecelakaan karena orang-orang tersebut memburu waktu.
 

Kedua, polusi udara. Memang jika dibandingkan dengan asap kendaraan besar seperti truk, motor tak ada bandingannya namun kalikan dengan jutaan dengan pengguna sepeda motor bahkan lebih. Menurut saya, salah satu dampak global warming adalah peningkatan penggunaan sepeda motor yang gila-gilaan terutama di negara berkembang. Memang dampak tersebut kecil namun tetap saja dampak berarti mendukung dan menambah efek buruk. 

Ketiga, kesemrawutan lalu lintas. Orang Indonesia memang kurang disiplin, mungkin juga termasuk saya sendiri. Lihatlah para pengguna sepeda motor yang seenaknya menunggu lampu merah di arah jalan yang sebaliknya. Itu kan cukup berbahaya meski jalan tersebut sepi atau lenggang. Selain itu, saat berada di lampu merah, mereka seenaknya saja melewati batas cat putih sebagai penanda lalu lintas itu sendiri. Belum ditambah lagi dengan pengemudi ugal-ugalan, serempet sana-sini, berkendaraan di trotoar. Hal tersebut sangat membuat saya gerah dan tentunya menjadi salah satu faktor kecelakaan lalu lintas. 

Saran saya sebagai orang awam untuk pemerintah mengenai pendistribusian sepeda motor adalah pemberian izin pengguna sepeda motor sesuai dengan umur dan keperluan. Banyak anak-anak SMP yang sudah bergaya memakai sepeda motor tanpa mengetahui aturan lalu lintas sebenarnya. Memang hal ini menyangkut dengan pembuatan SIM yang sangatlah bebas dilakukan. Anak-anak tersebut tampaknya merasa sangat ‘keren’ jika menggunakan sepeda motor ke sekolahnya, padahal itu sangat salah. Saya jadi tak mengerti pola pikir orang tua zaman sekarang. Bahkan, ada beberapa anak SD yang sudah menggunakan sepeda motor baik di sekitar komplek atau di jalanan pada waktu malam hari. Benar-benar membahayakan. 

Jika disesuaikan dengan peraturan lalu lintas maka hanya seseorang yang sudah berumur 17 tahun ke atas yang dapat mengoperasikan kendaraan bermotor. Selain dari umur, mental mereka pun cukup siap untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan. Memang banyak juga para pelajar yang membawa kendaraan roda empat tapi anak SMP rasanya sedikit sekali, bisa dihitung dengan jari karena kemungkinan terkena razia besar dibandingkan dengan menggunakan sepeda motor. 

Tapi kalau menurut saya pribadi, pemberian izin pengguna sepeda motor sesuai dengan umur masih kurang efektif untuk ketiga dampak negatif di atas. Hanya orang-orang berumur 17 tahun ke atas yang boleh menggunakan sepeda motor dan hanya untuk para pelajar SMU yang bertempat tinggal sangat jauh dari sekolahnya untuk menggunakan motor ke sekolah, itu pun dengan izin orang tua dan alasan-alasan yang masuk akal seperti lebih efektif menggunakan sepeda motor daripada angkutan umum dari segi ongkos ataupun waktu. 

Untuk anak kuliah mungkin saya sedikit memaklumi. Selain mereka sudah cukup dewasa untuk bertanggung jawab penuh berkendaraan mungkin mereka juga sudah mampu untuk membeli sendiri sepeda motor tersebut. Bukannya diskriminatif tapi pelajar SMU apalagi SMP dilihat saja kan peraturannya menggunakan seragam jadi penggunaan kendaraan ke sekolah rasanya kurang pantas lagipula dengan mengurangi penggunaan sepeda motor di kalangan pelajar juga dapat mengurangi gaya hidup konsumtif dan kesenjangan sosial kan?

Pemberian izin pengguna sepeda motor sesuai dengan keperluan berlaku pada kebijakan pada perusahaan yang menyediakan sepeda motor untuk karyawannya. Memang tidak dapat disalahkan jika para karyawan yang tentunya pergi untuk bekerja lebih memilih menggunakan sepeda motor dibandingkan karena ongkos angkutan umum yang mahal, jarak rumah dan kantor yang jauh dan lagi-lagi kita membicarakan kemacetan yang tak lain diakibatkan oleh sepeda motor itu sendiri. Oleh karena itu, alangkah lebih baik perusahaan hanya mengizinkan karyawan pengguna motor hanya pada hari kerja dan jam kantor saja sehingga mengurangi kemacetan.
 

Yang terakhir adalah solusi bagi para pengguna lain atau pengguna dewasa yaitu pajak kendaraan dinaikkan dan ketegasan juga ketelitian perusahaan yang menawarkan jasa kredit untuk pembelian sepeda motor. Harus lebih diperhatikan lagi orang-orang dengan gaji yang mencukupi yang berkepentingan menggunakan sepeda motor. Jangan sembarangan memberi kredit pada orang yang sembarangan juga. Memang kita tidak dapat menyalahkan pengguna atau distributor sepeda motor dan hal terkait sepenuhnya. 

Saya juga pribadi merasakan kelebihan menggunakan sepeda motor namun jika melihat setiap tahun yang jumlahnya bertambah sehingga lalu lintas bukan semrawut lagi tapi sudah ‘acak-acakan’, saya jadi ‘concern’ dan lega dapat memberikan pendapat yang tidak artinya sebagai orang yang awam. Jika saja pemerintah benar-benar memperhatikan fasilitas angkutan umum yang ‘less-polluted’ seperti sub-way atau kereta api listrik yang murah dan terjangkau, mencakup seluruh wilayah dan jalan, dan fisiknya yang baik dan aman untuk digunakan. 

Mungkin dengan cara itu, orang-orang juga pelan-pelan lebih memilih angkutan umum daripada kendaraan pribadi. Saya juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan orang tua yang mengizinkan anak-anaknya yang di bawah umur untuk menggunakan sepeda motor, karena saya belum menjadi orang tua tapi memang alangkah lebih baik jika melepas anak menggunakan kendaraan bermotor setelah umur 17 dan alangkah lebih baiknya bukan untuk kepentingan pergi ke sekolah.

Bagi Honda sebagai salah satu distributor besar sepeda motor untuk memperhatikan hal-hal di atas. Janganlah menempatkan keuntungan di atas segala-galanya namun keselamatan dan kenyamanan berkendaraanlah yang jauh lebih penting bagi keberadaan lalu lintas terutama di Indonesia.


feb'08

Comments

Puti said…
wah dimuat di e-newspaper loh, kabar Indonesia,whehehe...