Kerokan = Nyiksa Diri

Selasa malem kemaren, gw terlibat argument which I hate it cos it happened on Tuesday Night which happen on Tuesday Call which it means I watch desperate housewives, the only series that I can watch on this fasting month cos I prefer sleep than watching tv but for this one, I will catch up definitely, ok mengenai argument tersebut berawal dari temen kosan gw yang minta dikerokin si mba (the cleaning lady) gara-gara masuk angin. Then spontaneously, gw bilang “eh gw belom pernah loh seumur idup dikerok, nyiksa diri tau, lagian ga boleh kan” and si mba juga sependapat ama gw.

Eh si tante yang satu itu, yang suka nimbrung tiba-tiba ngobrol apa lah which sometimes I hate it cos I go downstairs to watch tv, reduce some stress that I got from work, tiba-tiba ngomong “emang ga boleh? Kata siapa?” lah gw bilang aja “kata dokter” (padahal faktanya belum pernah juga kuping gw denger statement kaya gitu dari seorang dokter) lagian secara logikanya juga ngerusak kulit, bikin pori-pori kulit jadi gede, gw sih belom pernah dikerok, keluarga gw juga ga ada tuh sejarah kerok-mengkerok.
Terus, dia (she, the lady I mean) bilang sesuatu lah yang ga gw ngerti (sorry I don’t mean to insult you but it’s the fact that I sometimes I don’t understand what you said, sorry once more) jadilah kepikiran untuk menulis tentang budaya kerok-mengkerok ini.
Berikut adalah kutipan hasil googling tadi sore

Dari detik.com ===== Menurut Didik Tamtomo, dosen FK UNS yang menjadikan kerokan sebagai bahan penelitian gelar doktor di FK Unair, secara ilmiah, praktik pengobatan ini terbukti mampu mengobati gejala masuk angin atau sindroma dingin yang memiliki gejala nyeri otot (mialga). Pada kerokan, secara ilmu biologi molukuler terjadi suatu reaksi inflamasi atau radang dengan segala respon yang mengikutinya seperti perubahan diameter vaskuler (pembuluh darah), migrasi sel darah putih (leukosit) dan pengeluaran mediator inflamasi seperti IL-1 beta, Clq, C3, Beta endorfin dan PGE2.

“Nah, biang penyebab rasa nyeri adalah PGE2 karena menaikkan kepekaan nosiseptor yang disebut sentra sensitisasi. Sehingga jika kadar PGE2 bisa diturunkan maka nyeri tersebut akan berkurang,” ujar Didik.
Selain mediator inflmasi, pada kerokan juga terjadi rangsangan pada keratinosit dan endotel atau lapisan paling dalam pembuluh darah yang akan bereaksi dengan munculnya propiomelanokortin (POMC). POMC merupakan polipeptida yang kemudian akan dipecah dengan hasil akhir salah satunya adalah Beta endorfin.
Dalam penelitian yang dilakukan Didik, pasca kerokan didapatkan peningkatan IL-1 beta, Clq, dan Beta endorfin. Sementara kadar C3 dan PGE2 justru turun. Hasil ini menyebabkan berkurangnya nyeri otot, rasa segar, nyaman dan eforia.

Inflamasi yang ditimbulkan selain meredakan nyeri otot juga akan memicu reaksi kardiovaskuler. Tandanya adalah peningkatan temperatur tubuh secara ringan, antara 0,5-2oCelcius.

==== itu istilah ilmiah nya, nah statement berikut mungkin lebih dimengerti ========

Meski efektif dan murah meriah, golongan masyarakat tertentu dan dokter justru menentang cara pengobatan tradisional ini dengan alasan akan timbul nyeri dan kerusakan permukaan kulit.
Padahal secara secara teknis, kerokan yang dilakukan dengan benar tidak akan menyebabkan rasa sakit. Alat kerokan biasanya menggunakan uang logam, koin, atau alat bantu khusus kerokan. Alat-alat tersebut wajib tumpul supaya tidak melukai kulit. Lalu dibantu dengan minyak yang fungsinya selain menghangatkan juga untuk melicinkan proses kerokan, sehingga menghindari terjadinya kulit lecet. Timbulnya warna merah yang akibat inflamasi itu dapat dipakai sebagai petunjuk berat ringannya masuk angin. Semakin gelap goresan yang timbul berarti semakin berat masuk angin yang terjadi.
Satu hal yang patut diingat dan dilakukan bila Anda sudah kerokan sebaiknya tidak mandi karena pori-pori kulit dalam kondisi terbuka. Lebih baik seka dengan lap basah yang dicelupkan pada air hangat lalu diperas.

========================= OK then, its ok to do “kerokan” (what d hell kerokan btw in English, cuma dokter juga tidak menganjurkan bukan)

Tapi tetep loh, menurut gw kerokan itu efek negative nya lebih banyak, contohnya nih (berdasarkan hasil googling):

1.Menimbulkan ketagihan, soalnya kerokan itu menghasilkan reaksi nyaman karena hormon endorphin yang mengendalikan rasa nyeri, padahal endorphin itu hanya untuk reaksi lokal aja, karena kebiasaan jadi bikin ketagihan.

2.Untuk orang dengan kondisi kulit tidak sehat dapat memperparah kondisi kulit, peradangan misalnya atau bahkan infeksi.

3.Penderita diabetes bahkan tidak dianjurkan, karena jika kerokan tidak dilakukan dengan tidak benar maka akan menimbulkan luka yang sulit disembuhkan.

4.Dapat menimbulkan pendarahan di bawah kulit apalagi bagi yang memiliki gangguan pembekuan darah.

5.Jika memakai koin kerok yang tidak steril dan dipakai bersama maka dapat tertular hepatitis C karena virus dapat masuk dari luka sekecil apapun.

Jadi apakah anda masih mempertimbangkan kerokan jika masuk angin, logikanya gini aja deh yang gampang, rata-rata orang pake koin/uang logam kan buat kerokan, aduh yang namanya uang kan ga steril banget, berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain, belum lagi kalo terdampar di tempat yang menjijikan, jadi sangat tidak higienis (kecuali kalo anda punya alat kerok sendiri ya) yang kedua, sesuai judul yang gw kasih di atas, kerokan itu sama dengan nyiksa diri, udah masuk angin, sakit kan masuk angin itu, eh anda mau disiksa juga kulit punggung dikerok-kerok sampe merah kaya gitu, yang ketiga, banyak hal lain yang lebih aman, praktis, tidak buang waktu yaitu adalah minum obat kan, ngapain obat diciptakan di zaman modern kaya gini.
Untuk menyembuhkan penyakit bukan?

Lagipula kerokan itu bukan untuk mengeluarkan angin ya tapi usaha untuk mencegah masuk angin dengan cara meningkatkan panas soalnya angin itu ga pernah masuk lewat pori-pori tapi lewat organ pernapasan dan pencernaan. Cuma ya emang, kalo seseorang memang udah terbiasa dengan kerokan, yah apa mau dikata, itu juga kalo menurut gw bagian dari sugesti/feeling, kalo sugesti kita belum melakukan hal tersebut yah belum afdol tapi gw sih kalo masuk angin/mual obatnya yah jamu tolak angin, obat maag, teh manis anget ato bahkan minuman bersoda biar cepet sendawa jadi anginnya cepet keluar, lebih praktis bukan, ga makan waktu, higienis dan pastinya GA NYIKSA DIRI!!

1 day after writer got the tools to do blogging and blogging –09/09/2009

Comments

kiebond said…
heuheuheu...mungkin opini saya semua da batasnya..kalo tiap kerasa gak enak badan dikit langusng kerok tentu gak baik juga kali ya...kalo saya pribadi sih kalo bener2 badan gak enak kerasanya dan yakin kalo itu karena masuk angin kerokan salahsatu solusinya dan lumayan ngebantu....
Puti said…
hehehe, soalnya di rumah gak ada sejarah kerok-mengkerok jadi ga pernah gitu2an ;p