Lagi-lagi Sinetron …



Maybe this is my last writing on 2009, cos tomorrow is new year’s eve, this holiday, um I dunno so lazy to write somethin. But yeah, lest get it on with this one theme.

Di satu sisi, masyarakat mencaci maki keberadaan sinetron, tapi di sisi lain mereka juga mengkonsumsinya. So I saw tv program schedule in newspaper and it said:

1. stasiun tv A dan C menayangkan sinetron dari jam 6 sore hingga 10 malam
2. stasiun tv B menayangkan sinetron dari jam ½ 6 sore hingga ½ 11 malam

itu berarti A dan C menayangkan 4 jam durasi sinetron dan lebih parah lagi B menayangkan 5 jam durasi sinetron hampir setiap harinya. Yang lebih ironis lagi. Ada satu judul sinetron yang durasinya 2 jam yang berarti sama dengan durasi film lepas.

Is this crazy? Orang-orang apa yang nonton sampai seperti itu. I made some pooling (even just 2 person who filled it out), one of them said that, “the person hates sinetron but yet still watching it”

You know, back in 90s, I watched and followed some sinetron also, like Si Doel Anak Sekolahan, Abad 21, and others (I forgot the title) tapi saat itu sinetron ga kejar stripping kaya sekarang. Tayangnya masih seminggu sekali, ceritanya juga masih masuk akal, pesan moral yang disampaikan baik dan sebagainya.

Sekarang, semua serba ngaco, ada yang meng – ‘adopt’ sistem season seperti serial hollywood tapi salah besar. Setau gw sih, sistem season itu berari 20 s/d 24 episode yang tayang 6 bulan pastinya satu minggu sekali. Setelah selesai 1 season, pemain take a break and the movie script writer juga menggodok ceritanya biar bagus dan berkualitas.

Lah ini, 3 bulan penayangan lah, tayang setiap hari lah, 3 bulan kemudian udah keluar season berikutnya, apa-apaan tuh?

It just that I don’t judge people based on their background education (even it is) usually people who watch sinetron are people who ….. (you know the answer) but 1 thing I don’t understand, why there are still people who says well they are educated and have good style, still watch that damn program which is definitely screw our people minds.

30 Desember 2009

Comments