Word Analysis Part 3


7.  “Hey, champ, it’s Alex,” he said with that tone of voice that meant something 
had happened. (TDWP: 25) 

“Hei, champ, ini Alex,” katanya dengan nada yang memberitahuku ada
sesuatu yang terjadi. (BPKS: 52) 

Analisis: 
Secara sintaktis, kata mean pada kalimat BSu di atas merupakan bagian dari klausa tone of voice that meant something yang berfungsi sebagai predikat. Kata mean tersebut termasuk kategori verba transitif karena didahului demonstrative pronoun that, dan diikuti nomina something. Padanan kata mean pada kalimat BSa adalah memberitahuku dari klausa nada yang memberitahuku yang juga berfungsi sebagai predikat yang berkategori verba sehingga tidak terjadi pergeseran secara sintaktis dalam memadankan mean dengan memberitahuku. Kalimat BSu di atas termasuk ke dalam simple past tense karena penggunaan verba bentuk kedua meant. Secara semantis, kata mean pada bahasa sumber diterjemahkan dengan makna 
memberitahuku pada bahasa sasaran. Untuk menentukan sepadan tidaknya 
terjemahan tersebut maka dilakukan analisis komponen makna. 

Analisis Komponen Makna 
- merupakan kategori verba  
- berfungsi sebagai predikat  
- melakukan perbuatan  
- memberikan sesuatu (objek)  

Dapat disimpulkan bahwa verba mean dan memberitahuku memiliki komponen makna yang sama. Salah satu makna verba mean adalah portend or signify yang berarti memberitahukan sesuai dengan terjemahan pada BSa. Oleh karena itu, dalam hal ini tidak terjadi perubahan makna dari BSu ke dalam BSa. 


9.  I mean, really. (TDWP: 59)

Coba deh, bayangkan saja. (BPKS: 118) 

Analisis: Secara sintaktis, kata mean pada kalimat BSu di atas berfungsi sebagai predikat yang berkategori verba. Kata mean berkategori verba karena diterangkan adverbia really. Kata mean pada kalimat BSa tidak diberi padanan langsung secara harfiah sehingga menurut penulis, terjadi pergeseran secara sintaktis yaitu pergeseran kategori. Pergeseran kategori mirip dengan penerjemahan bebas dimana padanan BSu ke BSa dicari pada tingkat apapun yang sesuai. Kalimat pada BSu termasuk ke dalam bentuk simple present tense yang dapat dilihat dari penggunaan verba bentuk pertama mean.  Secara semantis, kata mean pada bahasa sumber tidak diberi padanan langsung secara harfiah. Menurut penulis, keseluruhan konteks kalimat pada BSu I mean, really yang diterjemahkan dengan Coba deh, bayangkan saja merupakan free translation yang tidak membatasi tingkatan linguistik. Oleh karena itu, terjemahan tersebut mengalami perubahan makna, namun pesan pada BSu tersampaikan pada BSa karena disesuaikan dengan konteks kalimat. 

10. “The more I think about it, the more I’m convinced this is going to mean big things for you.” (TDWP: 62)

“Semakin kupikirkan, semakin aku yakin kau akan mendapatkan sesuatu yang besar.” (BPKS: 122)

Analisis: 
Secara sintaktis, kata mean pada kalimat BSu di atas merupakan inti dari frase verba this is going to mean yang berfungsi sebagai predikat. Kata mean merupakan kategori verba karena preposisi to diikuti verba bentuk pertama yang merupakan bentuk infinitive. Padanan kata mean pada kalimat BSa adalah mendapatkan yang juga berfungsi sebagai predikat yang berkategori verba sehingga tidak terjadi 
pergeseran secara sintaktis dalam memadankan mean dengan mendapatkan. Kalimat yang terdapat kata mean pada BSu di atas merupakan bagian dari klausa ketiga this is going to mean big things for you yang termasuk ke dalam bentuk present continuous yang dapat dilihat dari penggunaan present tense I’m convinced diikuti tobe is dan going to lalu verba mean.  Secara semantis, kata mean pada bahasa sumber diterjemahkan dengan makna mendapatkan pada bahasa sasaran. Untuk menentukan sepadan tidaknya terjemahan tersebut maka dilakukan analisis komponen makna. Dapat disimpulkan bahwa verba mean dan memberitahuku memiliki komponen makna yang sama. Salah satu makna verba mean adalah intend to convey or indicate or refer to (a particular thing or notion) yang berarti menyampaikan sesuatu. Kata mendapatkan pada BSa berbeda dengan makna menyampaikan sesuatu. Oleh karena itu, terjemahan ini mengalami perubahan makna sesuai dengan analisis komponen makna di atas, namun pesan BSu tersampaikan pada BSa karena sesuai dengan konteks kalimat. 

12.  “For Paris? You’re going to Paris? Does that mean you’ll leave me alone with her?” I hadn’t meant to say the last part out loud, but it had slipped. (TDWP:144)  

“Paris? Kau mau pergi ke Paris? Maksudnya, kau akan meninggalkanku sendiridengan dia?” Bagian yang terakhir itu sebenarnya tidak ingin kuucapkan keraskeras tapi ketelepasan. (BPKS: 266-267)

Analisis: 
Secara sintaktis, kata mean pada kalimat BSu di atas merupakan inti dari frase verba hadn’t meant to say yang berfungsi sebagai predikat yang berkategori verba. Dapat dilihat dari penggunaan had sebagai verba bantu diikuti verba bentuk ketiga meant, oleh karena itu kalimat tersebut termasuk ke dalam bentuk past perfect tense. Kata mean yang diikuti bentuk infinitive to say juga menunjukkan kategori verba transitif. Padanan kata mean pada kalimat BSa adalah sebenarnya dari frase verba sebenarnya tidak ingin kuucapkan yang berfungsi sebagai predikat. Kata sebenarnya merupakan kategori adverbia sehingga terjadi pergeseran kelas kata dari kategori verba menjadi adverbia dalam memadankan mean dengan sebenarnya. Secara semantis, kata mean pada bahasa sumber diterjemahkan dengan makna sebenarnya pada bahasa sasaran. Untuk menganalisis padanan yang sesuai maka dapat dilakukan hal seperti ini. Komponen makna verba mean berbeda dengan komponen makna kata sebenarnya. Pada umumnya, verba mean dipadankan dengan kata bermaksud atau berarti, namun pesan BSu tersampaikan pada BSa. Dapat dilihat dari klausa I hadn’t meant to say the last part out loud yang diterjemahkan dengan Bagian yang terakhir itu sebenarnya tidak ingin kuucapkan keras-keras memang disesuaikan dengan konteks kalimat. Oleh karena itu, terjemahan tersebut mengalami perubahan makna Bentuk kalimat I mean to say biasanya menunjukkan seseorang yang tidak 
setuju akan sesuatu (Quirk, 1990: 648). Kalimat pada BSu di atas ialah I hadn’t meant to say yang berarti ketidaksetujuan untuk mengungkapkan kalimat terakhir yaitu Does that mean you’ll leave me alone with her?. 

13. “Touché, Miranda’s new assistant, touché. You and I m-m-may be friends after all. I d-d-d-don’t much like the usual robots she hires, but it’s fitting because I don’t much like her. My name is Judith Mason, and in c-c-case youaren’t aware, I author your travel articles each m-m-m-month. Now, tell me this, since you’re still relatively new now: Is the h-h-honeymoon over?”

I was silent. What did she mean by this? It was like talking to a ticking bomb. (TDWP: 171)  
“Touché, asisten baru Miranda, touché. Kau dan aku mungkin bisa berteman.Aku t-t-t-tidak terlalu suka robot-robot yang diperkerjakannya, tapi pantaslah karena aku juga tidak terlalu suka padanya. Namaku Judith Mason, dan kalau kau belum tahu, aku yang menulis artikel perjalanan setiap b-b-b-bulannya. Nah, katakan, karena kau masih relatif baru: apakah masa b-b-b-bulan madusudah berakhir?” 

Aku terdiam. Apa maksudnya? Rasanya seperti bicara pada bom yang terus berdetik. (BPKS: 307) 

Analisis:  
Secara sintaktis, kata mean pada kalimat BSu di atas berfungsi sebagai predikat yang berkategori verba. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan verba bantu did diikuti verba bentuk pertama mean. Padanan kata mean pada kalimat BSa adalah maksudnya yang berfungsi sebagai predikat yang berkategori verba. Dalam hal ini 
tidak terjadi pergeseran dalam memadankan mean dengan maksudnya. Kata mean dalam kalimat BSu di atas termasuk ke dalam simple past tense karena penggunaan primary verb did diikuti verba bentuk pertama mean. Secara semantis, kata mean pada BSu diterjemahkan dengan makna maksudnya pada BSa. Dari perbandingan di atas, dapat disimpulkan bahwa verba mean pada BSu di atas mempunyai makna yang sama persis dengan maksudnya pada BSa. Dalam hal ini, terjemahan tersebut tidak mengalami perubahan makna. 
Bentuk kalimat what do you mean by dapat juga menunjukkan protes yang disertai amarah (Quirk, 1990: 648). Dalam kalimat what did she mean by this? pada BSu di atas merupakan protes yang disertai amarah sebagai tanggapan dari kalimat sebelumnya yaitu Is the h-h-honeymoon over?. 

16.   I mean, seriously! (TDWP: 260) 
Astaga, yang benar saja dong! (BPKS: 457)

Analisis: 
Secara sintaktis, kata mean pada kalimat BSu di atas berfungsi sebagai predikat yang berkategori verba karena diterangkan adverbia seriously. Kata mean pada kalimat BSa tidak diberi padanan langsung secara harfiah. Menurut penulis telah terjadi pergeseran secara sintaktis yaitu pergeseran kategori. Pergeseran kategori mirip dengan penerjemahan bebas dimana padanan BSu ke BSa dicari pada tingkat apapun yang sesuai. Kalimat pada BSu termasuk ke dalam bentuk simple present tense yang dapat dilihat dari penggunaan verba bentuk pertama mean yang sebelumnya diikuti pronomina I. Secara semantis, kata mean pada bahasa sumber tidak diberi padanan langsung secara harfiah. Menurut penulis terjemahan tersebut mengalami perubahan makna, dapat dilihat keseluruhan konteks kalimat pada BSu I mean, seriously! yang 
diterjemahkan dengan Astaga, yang benar saja dong! merupakan free translation yang tidak membatasi tingkatan linguistik. Dalam hal ini, terjemahan tersebut mengalami perubahan makna, namun pesan pada BSu tersampaikan pada BSa karena disesuaikan dengan konteks kalimat. 

Lalu untuk kata sifat, adjektif, mean berarti kejam, sadis. Untuk kata yang mengalami proses morfologis adalah meaning yang berarti arti, makna. Lalu meaningful dan meaningless sebagai adjektif.

Comments