Word Analysis Part 4

Setelah penulis melakukan analisis terhadap proses morfologis dan bentuk kategori sintaksis kata mean dan bentukannya serta terjemahannya ke dalam bahasa sasaran dalam novel Angels & Demons karya Dan Brown, The Devil Wears Prada karya Lauren Weisberger, Harry Potter and The Prisoner of Azkaban karya J.K. Rowling dan terjemahannya, terdapat 27 data yang dianalisis yang terdiri dari 3 data kata mean dan bentukannya yang memiliki kategori sebagai nomina, 19 data kata mean yang memiliki kategori sebagai verba dan 5 data kata mean dan bentukannya yang memiliki kategori sebagai ajektif. Proses morfologis pada bentukan kata mean berupa sufiksasi yaitu penambahan sufiks yang umum terjadi pada kata-kata berbahasa Inggris. Dari data yang dianalisis, bentukan kata mean yaitu:

1. meaning, verba {mean} + {-ing} menjadi nomina meaning yang terdiri dari 2 morfem,
2. meaningful, verba {mean} + {-ing} menjadi nomina {meaning} + {-ful} menjadi ajektif meaningful yang terdiri dari 3 morfem,
3. meaningless, verba {mean} + {-ing} menjadi nomina {meaning} + {-less} menjadi ajektif meaningful yang terdiri dari 3 morfem,

Dari hasil analisis, diketahui bahwa kata mean sebagai bentuk dasar tidak selalu diterjemahkan ke dalam padanannya pada bahasa sasaran sehingga mengalami perubahan makna. Kata mean sebagai bentuk dasar yang mengalami perubahan makna hanya pada kategori verba yaitu terdiri dari 7 data (data 5, 8, 9, 10, 12, 16 dan 18). Kata mean sebagai bentuk dasar yang diterjemahkan ke dalam padanannya pada bahasa sasaran terdiri dari 12 data kata mean yang berkategori verba (data 1, 2, 3, 4, 6, 7, 11, 13, 14, 15, 17 dan 19) dan 2 data kata mean yang berkategori ajektif (data 20 dan 21). Untuk bentukan kata mean yang mengalami proses sufiksasi seluruhnya diterjemahkan ke dalam padanannya yang terdiri dari 3 data kata meaning yang berkategori nomina (data 22, 23 dan 24), 2 data kata meaningful yang berkategori ajektif (data 25 dan 26) dan 1 data kata meaningless yang berkategori ajektif (data 27). Dalam ketiga novel tersebut, penulis tidak menemukan data kata mean sebagai nomina sedangkan bentukan kata mean sebagai nomina yaitu kata meaning yang mempunyai padanan “makna” dan “arti”. Padanan kata mean sebagai verba
adalah kata “maksudmu” atau “maksudku”. Padanan kata mean sebagai ajektif adalah “kejam” dan “sadis”, sedangkan bentukan kata mean sebagai ajektif terdiri dari kata meaningful yang mempunyai padanan “penuh arti” dan kata meaningless yang mempunyai padanan “tak ada artinya”.

Kata mean dan bentukannya dalam ketiga novel tersebut mengalami pergeseran sintaktis yaitu pergeseran struktur, kelas dan unit dalam penerjemahan ke dalam bahasa sasaran. Dari 27 data kata mean dan bentukannya terdapat 14 data yang mengalami pergeseran sintaktis, yaitu terdiri 3 data kata mean dan bentukannya yang mengalami pergeseran struktur (data 21, 24 dan 26), 8 data kata mean dan bentukannya yang mengalami pergeseran kelas (data 5, 8, 9, 12, 15, 16, 18 dan 19) dan 3 data kata mean dan bentukannya yang mengalami pergeseran unit (data 18, 26 dan 27). Dalam hal menerjemahkan kata mean dan bentukannya pada ketiga novel tersebut, penulis berpendapat bahwa pada dasarnya kata mean dan bentukannya diterjemahkan sesuai dengan padanannya meskipun terdapat kata mean dan bentukannya yang mengalami perubahan semantis, tetapi hal tersebut tidak mengubah pesan yang terdapat pada bahasa sumber secara keseluruhan. Selain itu, terdapat
bentuk-bentuk kalimat yang menggunakan kata mean dalam percakapan yang mempunyai makna tertentu, yaitu:

1. bentuk kalimat I mean digunakan untuk memperjelas hal yang telah dikatakan atau mengkoreksi perkataan sebelumnya,
2. bentuk kalimat I mean to say digunakan karena ketidaksetujuan sesuatu,
3. bentuk kalimat What do you mean digunakan untuk menunjukkan kejengkelan atau ketidaksetujuan pada kata-kata seseorang,
4. bentuk kalimat What do you mean by digunakan untuk menunjukkan protes yang disertai amarah.

Comments