some say lucky I say hardworked

Banyak yg bilang, teman, saudara dan kolega bahwa saya sangat beruntung dalam pekerjaan.

Hah udah pindah lagi put.
Skrg gawe dimana put.
Kenapa resign.
Bukannya kemaren disana.

And so many more hahaha, kadang saya juga bingung sendiri kok bisa ya tapi ya yet yg menjalankan ini semua adalah diri saya sendiri. Sebetulnya I had normal work, I succeed ending my 2 years contract at my first job, I managed a year worked for Korean and I survived one half year in loan banking.

Tapi memang sejak pertengahan 2016 kemarin, my life was kinda chaos. So I got an 'ok' job sebagai guru tk di daerah dago. Well actually it was ok and I have planned to worked there until the end of the year if I get the new one awal taun 2017. Even the payment was so offended *lol*, tapi ya udah lah saya selalu berprinsip, I will get new skill at the new place then just boom after 3 mos I got offered office work at one of big school also in Dago with not so bad payment. Saya pikir di umur saya yg udah lewat 30, sepertinya akan sangat sulit mendapatkan pekerjaan seperti ini dengan gaji yang ok apalagi saya merasa school and education are already becoming my thing since 2008. So what the heck I'll leave the old on eto get the one, tapii ternyataaa after 3 mos again I got fired *lol*, what seriously put, yeah well secara halus diminta mengundurkan diri. Saya juga sudah menyangka sih dengan manajemen seperti itu I don't fit in, hell yeah I am too smart for these kinds of work rules like this *alibi* so instead waiting 2 weeks like an idiot I filled for early resignation hehehe. Jadi kan gak jatoh banget harga diri.

Then, cos I need money, lets be honest to the point. My friend offered me a job in retail industry. Gaji UMR standar lah yah, pekerjaan bidang baru juga cukup menyenangkan seperti memaksa otak untuk treadmill supaya gak beku. But then yeah what I have to say, I don't fit in. Until last March I decided again this will me my job until necxt year *cross fingered* yeah klo smooth well mungkin saya bisa beradaptasi lebih lama lagi hahaha amin.

So yeah, that was my story since mid 2016 until now June 2017, seru yah upside down left and right *lol*, not to mention my work history since 2006. Anyway sebenernya yg mau saya bahas bukan itu, di balik banyaknya kesempatan pekerjaan yg saya jalani, well helo I worked really hard of getting this, memang untuk menilai dari luar hanya melihat luarnya saja, like we I always said, enak ya jadi artis, kerjanya keliling indonesia raya atau bahkan luar negeri, sepertinya banyak duit, bisa beli ini itu, bisa belanja sesuka hati. Tapi kita tidak tau yg mereka jalani setiap harinya, katanya sih untuk beberapa scene itu bisa dilakukan take seharian atau bahkan untuk proses syuting 2 jam, si artis rela menunggu dari jam 5 subuh untuk kebagian take jam 5 sore. Well gue mah gak bisa, nah kan so yeah we won't know whats the story behind that.

Sebetulnya hal ini mungkin berpengaruh dengan jurusan kuliah yg saya pilih dan awal career path yg saya jalani. Saya memilih bahasa Inggris yg kata orang the easiest subject on earth bahkan I still remember on einterview at pharmacy company,

"Kenapa sih kamu pilih jurusan bahasa, bukannya bisa les aja ya"

Wow I think she is amateur HR *lol*, I never get that questions before even in the big company like Citibank, US Embassy, Korean Bank, International Finance Corp under World Bank Group, Google Project and so many more.

Waktu jaman SMA karena pikirannya masih dangkal, simple aja memilih bhs Inggris, easy subject, I love itt, and I dont have to think hard if I study like math, physic etc. And I am so glad I learned it.

Pada umumnya, lulusan jurusan yg katanya cuma bisa les aja bekerja sebagai guru les atau pre-school, kebanyakan tapi banyak juga di bidang lain yg tentunya lebih beragam. You know language is basic thing, if you are successfully learned it then it will be easilly to learn other field. Memang bukan seperti profesi lain misal dokter, akunting, legal like a lawyer but you know I worked in various company with various job descriptions I have learned. Seorang akunting biasanya akan merasa down grade if she gets a job as secretary atau seorang legal merasa dirinya malu menjadi seorang customer service *lol*.

You know if you choose jurusan administrasi perkantoran, manajemen, teknik industri, manajemen komunikasi, arsitektur, well you can be a teacher but its rarely I think meski sebetulnya berpengaruh di saat menentukan awal career path.

Waktu awal bekerja, saya merasa belum mempunyai kepercayaan diri yg kuat untuk mengajar bhs Inggris dan sudah saya coba maka saya menjadi seorang staf administrasi di pre-school skala kecil but I learned so many things include teaching and how to handle kids. So far since 2007 until now 2017 since age 20 I have already learned and worked:

jelas Education especially in pre-school area
I used to worked in IT, Coal Trading, Retail, Food Supply for Hospital, Start Up, etc
Banking for operations and unsecured loan
and definitely teaching English for children

I used to worked as secretary, customer service, credit support, mostly admin, linguist, teacher, frontdesk, marketing, dan banyak lagi. The great things are, saya tentunya selain belajar soal administrasi perkantoran, saya bisa mengerjakan laporan keuangan sederhana, how to promote and socialize a school to mostly parents and definitely banking area. I feel so blessed.

Let say there is a person, she is accounting for 3 years and then quit because of the mom thing, bisa sih dia kembali bekerja di dunia admin atau akunting atau finance dengan resiko gaji balik ke basic, not a great job because of the age thing. Itu kalau dia masih umur 30an udah 45 mau kerja apa? Wirausaha yg dapat dipilih.

All Im saying, menurut saya org2 yg memilih jurusan ilmu eksak:
Matematika
Kimia
Fisika
Biologi
Jurusan bahasa

Mempunyai nilai lebih, ya contohnya seperti saya, di awal karir sy memilih office works in education and now Im ended as a teacher. 

Well at first, saya memang harus kerja kantoran tapi saya berubah pikiran saat berumur 27 28, saya harus coba mengajar bahasa Inggris, memang tidak semua bisa mengajar karena mengajar itu tidaklah mudah apalagi tantangannya di anak-anak itu sendiri. Keputusan itu tepat krn sekarang saya sudah berumur 32 saya mendapatkan partime teaching where I also can drive my kid to school. Dan mungkin nanti di usia 40 atau bahkan 50 saya msh bisa mengajar dan saya masih belajar cara menulis yg baik *lol* meski sulit, masih jualan dan belajar di bidang social media marketing.

Life is good yah.

Comments