Oh my God, I laughed ‘til I cried coz heard my father’s story about my aunt’s phobia. Entah kita (my family when we’re having discussion) sedang membahas apa tiba-tiba bokap gw cerita tentang si UA (kakak bokap gw where we called it on Sundanese) yang takut ama terasi, HA, I mean at first I confused then my father told the reason why.
Jadi si ua tuh waktu kecilnya diajak ke pasar, truz dia ngeliat terasi yang segede bagong (I mean really really huge) warna merah dan akhirnya gara-gara itu dia pingsan. Langsung gw ketawa ngakak sampe gw nangis, I’am sorry auntie, I don’t mean to insult you. Maksud gw, it’s so silly, somebody is afraid of ‘terasi’. Itu kan makanan. Ok let’s we say that somebody is afraid of balloon (actually I know the person who is afraid with, she is Leoni, penyanyi cilik itu loh yang pacar or udah mantan nya Eros Sheila on 7). Ya, dia takut balon. Tapi masih masuk akal coz balon kan kalo accidentally dipecahkan oleh benda tajam menimbulkan suara yang dapat menimbulkan orang-orang di sekitarnya kaget, that’s the first one. Kedua, balon kalo digesek-gesekan dengan benda-benda tertentu dapat juga menimbulkan suara yang menganggu. Jadi masih masuk akal. Lah ini, terasi, it’s food for God sake. Why we should afraid of food! Tapi my father added, mungkin karena saking gedenya jadi menimbulkan bau yang tidak sedap (seperti yang kita tahu bau terasi seperti apa) dan ua gw itu ga tahan jadinya pingsan. Well itu masuk akal, tapi yang anehnya semenjak itu ia phobia terasi ‘til she cannot capable to eat any kind of terasi.
Truz gw terheran-heran, ko bisa terasi segede itu. Konon katanya (kata nyokap gw so ‘nya’ refers to my mumz) dulu tapi sekarang mungkin masih ada di pasar baru. Terasi itu tidak dijual dengan kemasan kecil, jadi bentuk terasi aslinya dari supplier ya segede bagong itu (duh ga enak banget sih nyebut bagong, sorry though). Ya well, mungkin segede bagong disini means segede sofa yang ada di rumah, my momz serious says that u know). Jadi orang-orang yang mau beli terasi mau seberapa banyak pun, kg ons, whatever you want. Si pedagang tinggal memotong terasi yang gedenya bikin ua gw pingsan dan fobia sampe sekarang dan memberikannya kepada pelanggan yang menginginkannya. Oh my God, I still laugh at that.
It’s funny though, gw jadi tau asal-usul bentuk terasi, mungkin kalo sekarang udah per kemasan kecil yang praktis tapi emang zaman dulu katanya (nyokap dan bokap gw) tidak ada kemasan atau plastik or whatever buat beli ya terasi itu, mentega, minyak, anything. Jadi orang-orang bawa tempat lah, ato kaleng kalo mereka belanja ke pasar.
Interesting…
-put! maniRa-some week on August ‘08
Jadi si ua tuh waktu kecilnya diajak ke pasar, truz dia ngeliat terasi yang segede bagong (I mean really really huge) warna merah dan akhirnya gara-gara itu dia pingsan. Langsung gw ketawa ngakak sampe gw nangis, I’am sorry auntie, I don’t mean to insult you. Maksud gw, it’s so silly, somebody is afraid of ‘terasi’. Itu kan makanan. Ok let’s we say that somebody is afraid of balloon (actually I know the person who is afraid with, she is Leoni, penyanyi cilik itu loh yang pacar or udah mantan nya Eros Sheila on 7). Ya, dia takut balon. Tapi masih masuk akal coz balon kan kalo accidentally dipecahkan oleh benda tajam menimbulkan suara yang dapat menimbulkan orang-orang di sekitarnya kaget, that’s the first one. Kedua, balon kalo digesek-gesekan dengan benda-benda tertentu dapat juga menimbulkan suara yang menganggu. Jadi masih masuk akal. Lah ini, terasi, it’s food for God sake. Why we should afraid of food! Tapi my father added, mungkin karena saking gedenya jadi menimbulkan bau yang tidak sedap (seperti yang kita tahu bau terasi seperti apa) dan ua gw itu ga tahan jadinya pingsan. Well itu masuk akal, tapi yang anehnya semenjak itu ia phobia terasi ‘til she cannot capable to eat any kind of terasi.
Truz gw terheran-heran, ko bisa terasi segede itu. Konon katanya (kata nyokap gw so ‘nya’ refers to my mumz) dulu tapi sekarang mungkin masih ada di pasar baru. Terasi itu tidak dijual dengan kemasan kecil, jadi bentuk terasi aslinya dari supplier ya segede bagong itu (duh ga enak banget sih nyebut bagong, sorry though). Ya well, mungkin segede bagong disini means segede sofa yang ada di rumah, my momz serious says that u know). Jadi orang-orang yang mau beli terasi mau seberapa banyak pun, kg ons, whatever you want. Si pedagang tinggal memotong terasi yang gedenya bikin ua gw pingsan dan fobia sampe sekarang dan memberikannya kepada pelanggan yang menginginkannya. Oh my God, I still laugh at that.
It’s funny though, gw jadi tau asal-usul bentuk terasi, mungkin kalo sekarang udah per kemasan kecil yang praktis tapi emang zaman dulu katanya (nyokap dan bokap gw) tidak ada kemasan atau plastik or whatever buat beli ya terasi itu, mentega, minyak, anything. Jadi orang-orang bawa tempat lah, ato kaleng kalo mereka belanja ke pasar.
Interesting…
-put! maniRa-some week on August ‘08
Comments