Netflix Review: Gadis Kretek (Indonesian TV Series)

 (Dian Sastrowardoyo, Ario Bayu, Putri Marino, Arya Saloka)

Kembali ke series, pastinya udah pada nonton dong ya, tadinya saya juga males ya karena kupikir ini film dan duh tentang rokok, udah males banget tapi ternyata series dan banyak review positif, and I thought Dian again like if there is a new one with Reza, you know what I mean right.

Ok langsung ku spill semua tanpa sensor ya jadi kalau yg belum nonton lebih baik bacanya nanti saja.

Dian Sastro atau Jeng Yah itu adalah anak juragan Rokok Kretek di tahun 60-an (pas zaman PKI). Keluarga kaya raya dan ningrat, meski di cerita cuma ditulis kota M tapi Museum Kretek yg diceritakan itu aslinya adalah di kota Solo. Jeng Yah udah biasa dari kecil ikut bapaknya kerja jadi dia tuh pengen banget membuat racikan rokok/ ngeracik saus rokok atau ingredientsnya hehe tapiii tentunya zaman baheula mah sistem Patriarki masih sangat tinggi dong. Wanita hanya diperbolehkan melinting saja, hanya Pria yg boleh meracik sausnya nanti takut asem katanya. Tapi karena Jeng Yah anak juragan dia juga supervise, kasir, pembukuan dan penggajian para mbo-mbo yg kerja melinting di pabrik bapaknya.

Lalu kemudian mereka melihat seorang laki-laki tampan (aih) yg diperankan oleh Ario Bayu (mas Raja tapi dibaca pake huruf Y), si mas ini disuruh kerja di pabrik bapaknya dan memang gesit pintar pekerja keras trus melirik jeng Yah (uhuk) standar dramaromance ya kan. Kata Jeng Yah, kamu beruntung karena bapakku tak punya anak laki-laki jadi dipercaya tepat bersamaan dengan dijodohkannya doi dengan Seno (Ibnu Jamil yg tampak sangat gentleman sekali di series ini wkwkw) seorang tentara yang sangat gagah perkasa wkwkw. Galau dong doi apalagi mas Raja itu sampe nyuri kunci ruang saus supaya Jeng Yah bisa eksperimen di sana.

Akhirnya mereka uhukuhuk, sekelas film Indonesia masih kagok ya hahaha. Pas udah engagement makinlah galau, si mas Raja sih makin ok loh kerjaannya malah dia yakinkan bapaknya supaya ambil tembakau dari petani lain karena di wilayah itu ada pesaing pengusaha rokok lainnya. Akhirnya Jeng Yah ngaku ke bapaknya gak bisa nikah dengan Seno dan akhirnya direstui. Oh ya sebelum itu sempet diusir sih doi dan bantuin bikin rokok buat PKI.


Pas itu juga Jeng Yah berhasil bikin dan meyakinkan Rokok 'Gadis Kretek' yang katanya enak, light pokoknya beda lah. Pas mereka mau nikah eh rumahnya bapaknya si Dian Sastro malah digerebek katanya masuk list PKI dan memenjarakan bapaknya, Jeng Yah keukeuh dan ikut dipenjara, sementara Raja malah disuruh pergi dan dirawat oleh Purwanti (Sheila Dara) anaknya pesaing rokok.

Lama dipenjara membuat Raja kerja di pesaing yaitu Soejagad dan akhirnya nikah sama Purwanti, pas mereka nikah, Jeng Yah memberanikan diri datang dan mencoba rokoknya which is, ini resep guee loh racikan gue. Mas Raja melihat lalu mengejarnya, kata Jeng Yah, kamu mau meninggalkan ini semua dan memulai kehidupan baru, mengawali lagi dari 0 bersamaku"

Tentu jawabannya enggak, oh ya saya sempet lupa, salah satu alasan lain nonton ini ternyata plotnya gak cuma tahun 60an tapi juga sekitar 2000an pas Nokia Communicator lagi jaya-jayanya deh, jadi loncat-loncat.

Di masa kini, ada Arya Saloka siapa sih oh Lebas yang berusaha mewujudkan permintaan terakhir bapaknya karena sakit kanker untuk mencari keberadaan seorang wanita di kota M, dia ketemu Putri Marino aka Dokter Sekar di Museum Kretek. Singkat cerita, Lebas tuh anak Mas Raja dan Mba Purwanti, Sekar itu anaknya Jeng Yah tapi karena dia meninggal jadi diurus sama adiknya, Rukayah yg diperankan oleh Tisa Biani/ Mba Nungki.

Ini tuh kaya Last Letters from Your Lovers ya karena waktu Arya Saloka mengawali perjalanan mencari jeng Yah dia ngandelin surat dan menemukan surat dan buku catatan baik dari Jeng Yah dan Mas Raja. yang pasti sih si Jeng Yah itu akhirnya luluh juga untuk nikah sama mas Seno karena kebaikan doi sama keluarganya, eh gak lama nikah malah tugas ke Papua dan wafat 😗, pas udah punya Sekar, Jeng Yah masih berkutat dengan meracik saus ya itu Kretek Gadis dengan bantuan staf dari pabrik punya bapaknya Seno (oh ya mereka dijodohin karena sesama pengusaha kretek). Dan pas di stasiun tahun sekian, Raja ketemu Jeng Yah untuk terakhir kalinya meyakinkan bahwa dia mau memulai hidup baru (ya iyalah udah modal banyak ye kan wkwkw) tapi malah Jeng Yah sakit-sakitan, Rukayah juga gak mau Sekar dibawa ke si Raja itu.

Begitu ceritanya, happy ending kok, si Arya and Putri jadi cinlok. Kupikir ya tadinya film tentang rokok di tahun 60an tapi plotnya loncat ke masa kini dan basically ini romance ya yg dibumbui sejarah + politics either party or business. Bagus sih, sedih dan emang as usually Dian Sastro keren dengan black kebaya-nya yang super cakep, judes tapi tegas, keren lah kalo beneran jadi bos kretek wkwkw.

Selain mereka banyak ya pemainnya cakep cakep, yg jadi maknya, Ine Febrianti, ada Nungki W, Wingky W, Sheila Dara, Rukman, Verdi, Dimas Aditya, Pritt T, Tuti Kirana, dll.

Comments